Assalamualaikum...
halo sobat-sobat yang kece abizss. Kali ini saya ingin membagikan informasi
tentang obat. Para sobat sekalian pasti tidak asing lagi dong dengan benda satu
ini. Jadi pada kesempatan kali ini saya akan membagikan tentang penggolongan obat.
Namun kali ini saya akan membaginya jadi 2 bagian. Ini adalah part 1 nya. Tanpa
berlama-lama lagi berikut uraian nya.
PENGGOLONGAN OBAT
A.
Berdasarkan nama
1. Obat
paten
Obat yang masih
memiliki hak paten dan hanya dapat diproduksi oleh produsen pemegang hak paten.
Jika masa paten sudah berakhir, obat paten dapat diproduksi oleh produsen lain
sebagai obat generik yang dapat diberi nama sesuai zat berkhasiat yang
dikandungnya (dikenal obat generik) atau nama dagang (dikenal obat generik
bermerek/branded generic).
2. Obat
generik
Obat dengan nama resmi
yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia (FI) untuk zat berkhasiat
dikandungnya. Obat generik harganya lebih terjangkau, dengan mutu dan khasiat
yang sama dengan obat generik bermerek/branded generic. Contoh obat, yaitu
parasetamol, amoksilin, mikonazol.
3. Obat
generik bermerek /OGB
Obat generik tertentu
yang diberi nama atau merk dagang sesuai kehendak produsen obat. Biasanya salah
satu suku katanya mencerminkan nama produsen. Contoh obat, yaitu panamol,
amoxsin, daktaren.
B.
Berdasarkan cara penggunaan
1. Obat
dalam
Obat yang digunakan
melalui mulut (saluran cerna).
Contoh :
a. Tablet
b. Kapsul
c. Sirup
d. Obat
tetes mulut
2. Obat
luar
Obat yang digunakan
tidak melalui mulut (saluran cerna).
Contoh :
a. Salep
kulit
b. Salep
mata
c. Injeksi
d. Suppositoria
e. Ovula
f. Obat
tetes mata
C.
Berdasarkan bentuk sediaan
1. SerbukBahan atau campuran obat dapat digunakan untuk obat
luar dan obat dalam :
a.
Serbuk bagi (300mg - 500mg)
b.
Serbuk tabur
2. Tablet
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat
secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung,
dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan
(Berat tablet normal antara 300-600 mg).
a. Tablet Hisap (Lozenges)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat,umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet
melarut atau hancur perlahan dalam mulut.
b. Throchici
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini
disimpan dalam suhu kamar 28°C.
c. Tablet Kunyah (Chewable Tablet)
Tablet memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga
mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit, menggunakan manitol,
sorbitol atau sukrosa sebagai pengikat dan pengisi yang mengandung bahan
pewarna dan bahan pengaroma.
d. Tablet Effervescent
Tablet
campuran asam (asam sitrat,
asam tartar) dan Natrium bikarbonat, apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa segar.
e. Tablet Multilayer
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah
granulasi diatas tablet yang dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk tablet
multiplayer.
f. Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen
tablet biasa tapi mempunyai kekuatan yang berbeda (biasanya 2 kali tablet
biasa).
g. Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif
akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini
ditelan secara utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan Retard yang
devide dose artinya bisa dipotong menjadi beberapa bagian.
h.
Tablet
Salut
·
Tablet
Salut Gula (TSG)
Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung
serbuk yang tidak larut
seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida, yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin, sehingga berat tablet bertambah 30-50%.
·
Tablet
Salut Film (TSF)
Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan
bahan yang merupakan derivat
cellulose (film) yang tipis/transparan, dan hanya menambah berat tablet 2-3%
·
Tablet
Salut Enterik (TSE)
Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan
obat sampai tablet telah
melewati lambung, dilakukan untuk obat yang rusak atau inaktif karena cairan
lambung atau dapat mengiritasi lambung.
3.
Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat
atau setengah padat dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang
yang umumnya terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari
isinya.
·
Kapsul
lunak (Soft Capsule) : berisi bahan obat berupa
minyak/larutan obat dalam minyak.
·
Kapsul
keras (Hard Capsule) : berisi bahan obat yang kering.
4.
Bentuk Sediaan
Setengah Padat
a.
Unguenta (Salep)
1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah
dioleskan pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan
obat yang terkandung hares terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum.
Umumnya memakai dasar salep hidrokarbon (vaselin album dan vaselin flavum), dan
dasar salep absorbsi (adeps lanae, dan lanolin).
b.
Salep
Berlemak (Fatty Ointment)
Suatu sediaan obat berbentuk setengah padat yang mudah
dioleskan, bahan obat hares terdispersi homogen dalam dasar salep yang bebas
air (berlemak)
c. Salep Mata.
Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga
lebih efektif dibandingkan dengan tetes mata. Bahan dasar tidak mengiritasi
mata (adeps lanae, vaselin flavum, paraffin liq)
d. Jelly (Gel)
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan
lengket yang mencair waktu kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan
tipis, tidak berminyak. Pada umumnya menggunakan bahan dasar larut dalam air.
e. Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air,
sehingga memberikan perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum
dapat berupa emulsi 0/W atau emulsi W/O.
f. Pasta
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang
berbentu serbuk dalam jumlah besar (40-60%), dengan vaselin atau paraffin cair
atau bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.
5. Bentuk Sediaan Cair Dan Larutan
a. Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Solute merupakan zat yang terlarut, sedangkan solven adalah cairan pelarut
umumnya adalah air.
b.
Sirup
Penggunaan istilah sirup digunakan untuk bentuk sediaan cair yang
mengandung Saccharosa atau gula (64-66%) atau larutan sukrosa hampir jenuh
dengan air. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk
suspensi oral.
c.
Sirup
Kering
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula
yang terdiri dari bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya,
kecuali pelarut. Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan
menjadi bentuk sediaan suspensi.
d. Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk
halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya
mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok
dulu sebelum dipakai.
e. Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven,
untuk mengurangi jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan
propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir.
Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol selain
sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis.
f. Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat
dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan
berkhasiat obat mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan
lain mengandung 20% bahan tumbuhan.
g. Gargarisma
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh
ditelan
6. Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
a. Tetes Oral
Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan
anak-anak. Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang sesuai
dengan bentuk sediaannya. Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba,
analgetika antipiretika, vitamin,
antitusif, dekongestan.
b. Tetes Mata
Harus steril dan jernih, isotonis dan isohidris
sehingga mempunyai aktivitas optimal, untuk pemakaian berganda perlu tambah
pengawet.
c. Tetes Telinga
Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau
sejenisnya yang mempunyai kekentalan yang cocok (misal gliserol, minyak nabati,
propilen glikol) sehingga dapat menempel pada hang telinga, pH sebaiknya asam
(5-6).
d. Tetes Hidung
Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan
stabilisator, pH sekitar 5,5 sampai 7,5.
7. Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada
kulit, sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya. Sesudah
dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis komponen obat
pada permukaan kulit. Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau
bahan pelarut lain yang cocok.
8.
Bentuk Sediaan
Gas/Aerosol
Sediaan
yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan,
berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, sedangkan
cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol sehingga memancarkan cairan
dan atau bahan padat dalam media gas. Produk aerosol dapat dirancang untuk
mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan basah atau
kering atau busa. Adapun beberapa jenis bentuk sediaan obat gas/aerosol.
a.
Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau
mulut dengan cara dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang
bronchus atau untuk efek sistemik lewat paru-paru.
b. Spray
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau
sebagai zat padat yang terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran
hidung, faring atau kulit.
c. Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk
yang dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara
parenteral.
d. Vaginal Dosage Form
Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat,
setengah padat yang cara penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat
khusus) dimasukkan kedalam liang vagina sedalam-dalamnya. Untuk Tablet vagina
dapat dimasukkan langsung dalam rongga vagina. Berefek lokal sebagai
antiseptik, antiinfeksi.
e. Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang
mengandung obat, cara penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu
rongga tubuh.Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal
dan bertujuan untuk efek lokal atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina
disebut ovula, untuk efek local.
Nah,
itu adalah tentang penggolongan obat part1, banyak sekali informasi tentang
penggolongan obat. Jadi nantikan update blog saya yah.. Karna part 2 tentang
penggolongan obat akan segera saya upload. Terima kasih. Wassalamualaikum ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar