Rabu, 16 Mei 2018

PENGGOLONGAN OBAT PART 1


Assalamualaikum... halo sobat-sobat yang kece abizss. Kali ini saya ingin membagikan informasi tentang obat. Para sobat sekalian pasti tidak asing lagi dong dengan benda satu ini. Jadi pada kesempatan kali ini saya akan membagikan tentang penggolongan obat. Namun kali ini saya akan membaginya jadi 2 bagian. Ini adalah part 1 nya. Tanpa berlama-lama lagi berikut uraian nya.


PENGGOLONGAN OBAT

A.           Berdasarkan nama
1.      Obat paten
Obat yang masih memiliki hak paten dan hanya dapat diproduksi oleh produsen pemegang hak paten. Jika masa paten sudah berakhir, obat paten dapat diproduksi oleh produsen lain sebagai obat generik yang dapat diberi nama sesuai zat berkhasiat yang dikandungnya (dikenal obat generik) atau nama dagang (dikenal obat generik bermerek/branded generic).

2.      Obat generik
Obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia (FI) untuk zat berkhasiat dikandungnya. Obat generik harganya lebih terjangkau, dengan mutu dan khasiat yang sama dengan obat generik bermerek/branded generic. Contoh obat, yaitu parasetamol, amoksilin, mikonazol.

3.      Obat generik bermerek /OGB
Obat generik tertentu yang diberi nama atau merk dagang sesuai kehendak produsen obat. Biasanya salah satu suku katanya mencerminkan nama produsen. Contoh obat, yaitu panamol, amoxsin, daktaren.

B.            Berdasarkan cara penggunaan
1.      Obat dalam
Obat yang digunakan melalui mulut (saluran cerna).
Contoh :
a.       Tablet
b.      Kapsul
c.       Sirup
d.      Obat tetes mulut



2.      Obat luar
Obat yang digunakan tidak melalui mulut (saluran cerna).
Contoh :
a.       Salep kulit
b.      Salep mata
c.       Injeksi
d.      Suppositoria
e.       Ovula
f.       Obat tetes mata




C.            Berdasarkan bentuk sediaan
1.      SerbukBahan atau campuran obat dapat digunakan untuk obat luar dan obat dalam :
a. Serbuk bagi (300mg - 500mg)
b. Serbuk tabur

2.      Tablet
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan (Berat tablet normal antara 300-600 mg).

a.       Tablet Hisap (Lozenges)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat,umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.

b.      Throchici
       Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan dalam suhu kamar 28°C.

c.       Tablet Kunyah (Chewable Tablet)
       Tablet memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit, menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai pengikat dan pengisi yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma.

d.      Tablet Effervescent
Tablet campuran asam (asam sitrat, asam tartar) dan Natrium bikarbonat, apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa segar.

e.       Tablet Multilayer
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas tablet yang dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk tablet multiplayer.

f.       Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa tapi mempunyai kekuatan yang berbeda (biasanya 2 kali tablet biasa).

g.      Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan Retard yang devide dose artinya bisa dipotong menjadi beberapa bagian.

h.      Tablet Salut
·           Tablet Salut Gula (TSG)
       Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida, yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin, sehingga berat tablet bertambah 30-50%.
·           Tablet Salut Film (TSF)
       Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan yang merupakan derivat cellulose (film) yang tipis/transparan, dan hanya menambah berat tablet 2-3% 
·           Tablet Salut Enterik (TSE)
       Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet telah melewati lambung, dilakukan untuk obat yang rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi lambung.

3.      Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.
·           Kapsul lunak (Soft Capsule) : berisi bahan obat berupa minyak/larutan obat dalam minyak.
·           Kapsul keras (Hard Capsule) : berisi bahan obat yang kering.

4.      Bentuk Sediaan Setengah Padat
a.       Unguenta (Salep)
      1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang terkandung hares terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum. Umumnya memakai dasar salep hidrokarbon (vaselin album dan vaselin flavum), dan dasar salep absorbsi (adeps lanae, dan lanolin).
b.      Salep Berlemak (Fatty Ointment)
      Suatu sediaan obat berbentuk setengah padat yang mudah dioleskan, bahan obat hares terdispersi homogen dalam dasar salep yang bebas air (berlemak)
c.       Salep Mata.
      Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga lebih efektif dibandingkan dengan tetes mata. Bahan dasar tidak mengiritasi mata (adeps lanae, vaselin flavum, paraffin liq)
d.      Jelly (Gel)
         Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak. Pada umumnya menggunakan bahan dasar larut dalam air.
e.       Cream
         Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa emulsi 0/W atau emulsi W/O.
f.       Pasta
         Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk dalam jumlah besar (40-60%), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.

5.      Bentuk Sediaan Cair Dan Larutan
a.       Solutio
      Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Solute merupakan zat yang terlarut, sedangkan solven adalah cairan pelarut umumnya adalah air.

b.      Sirup
      Penggunaan istilah sirup digunakan untuk bentuk sediaan cair yang mengandung Saccharosa atau gula (64-66%) atau larutan sukrosa hampir jenuh dengan air. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral.

c.       Sirup Kering
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi.

d.      Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.

e.       Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis.

f.       Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain mengandung 20% bahan tumbuhan.
g.      Gargarisma
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan


6.      Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
a.       Tetes Oral
Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak. Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang sesuai dengan bentuk sediaannya. Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika antipiretika, vitamin,  antitusif, dekongestan.

b.      Tetes Mata
Harus steril dan jernih, isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal, untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet.

c.       Tetes Telinga
Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai kekentalan yang cocok (misal gliserol, minyak nabati, propilen glikol) sehingga dapat menempel pada hang telinga, pH sebaiknya asam (5-6).

d.      Tetes Hidung
Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan stabilisator, pH sekitar 5,5 sampai 7,5.
 
7.      Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit, sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya. Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis komponen obat pada permukaan kulit. Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut lain yang cocok.

8.      Bentuk Sediaan Gas/Aerosol
      Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, sedangkan cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol sehingga memancarkan cairan dan atau bahan padat dalam media gas. Produk aerosol dapat dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan basah atau kering atau busa. Adapun beberapa jenis bentuk sediaan obat gas/aerosol.
a.       Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau untuk efek sistemik lewat paru-paru.

b.      Spray
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat padat yang terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring atau kulit.

c.       Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.

d.      Vaginal Dosage Form
Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat, setengah padat yang cara penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat khusus) dimasukkan kedalam liang vagina sedalam-dalamnya. Untuk Tablet vagina dapat dimasukkan langsung dalam rongga vagina. Berefek lokal sebagai antiseptik, antiinfeksi.

e.       Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu rongga tubuh.Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal dan bertujuan untuk efek lokal atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina disebut ovula, untuk efek local.




Nah, itu adalah tentang penggolongan obat part1, banyak sekali informasi tentang penggolongan obat. Jadi nantikan update blog saya yah.. Karna part 2 tentang penggolongan obat akan segera saya upload. Terima kasih. Wassalamualaikum ...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

15 MANFAAT BUAH PLUM BAGI KESEHATAN

15 Manfaat Buah Plum Bagi Kesehatan Manfaat buah plum jarang diketahui oleh banyak orang, bahkan nama plum saja orang masih banyak yan...