Assalamualaikum...
sobat sekalian kali ini saya kembali lagi. Kali ini saya akan menyampaikan
tentang penggolongan obat untuk part 2 nya. Jadi tanpa lama-lama lagi silahkan
simak dibawah ini.
PENGGOLONGAN
OBAT
5. Bentuk
Sediaan Cair Dan Larutan
a. Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Solute merupakan zat yang terlarut, sedangkan solven adalah cairan pelarut
umumnya adalah air.
b.
Sirup
Penggunaan istilah sirup digunakan untuk bentuk sediaan cair yang
mengandung Saccharosa atau gula (64-66%) atau larutan sukrosa hampir jenuh
dengan air. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk
suspensi oral.
c.
Sirup
Kering
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula
yang terdiri dari bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya,
kecuali pelarut. Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan
menjadi bentuk sediaan suspensi.
d. Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk
halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya
mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok
dulu sebelum dipakai.
e. Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven,
untuk mengurangi jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan
propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir.
Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol selain
sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis.
f. Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat
dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan
berkhasiat obat mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan
lain mengandung 20% bahan tumbuhan.
a). Gargarisma
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh
ditelan
6. Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
a. Tetes Oral
Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan
anak-anak. Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang sesuai
dengan bentuk sediaannya. Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba,
analgetika antipiretika, vitamin,
antitusif, dekongestan.
b. Tetes Mata
Harus steril dan jernih, isotonis dan isohidris
sehingga mempunyai aktivitas optimal, untuk pemakaian berganda perlu tambah
pengawet.
c. Tetes Telinga
Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau
sejenisnya yang mempunyai kekentalan yang cocok (misal gliserol, minyak nabati,
propilen glikol) sehingga dapat menempel pada hang telinga, pH sebaiknya asam
(5-6).
d. Tetes Hidung
Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan
stabilisator, pH sekitar 5,5 sampai 7,5.
7. Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada
kulit, sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya. Sesudah dioleskan
dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis komponen obat pada
permukaan kulit. Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau
bahan pelarut lain yang cocok.
8.
Bentuk Sediaan
Gas/Aerosol
Sediaan
yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan,
berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, sedangkan
cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol sehingga memancarkan cairan
dan atau bahan padat dalam media gas. Produk aerosol dapat dirancang untuk
mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan basah atau
kering atau busa. Adapun beberapa jenis bentuk sediaan obat gas/aerosol.
a.
Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau
mulut dengan cara dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang
bronchus atau untuk efek sistemik lewat paru-paru.
b. Spray
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau
sebagai zat padat yang terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran
hidung, faring atau kulit.
c. Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk
yang dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara
parenteral.
d. Vaginal Dosage Form
Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat,
setengah padat yang cara penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat
khusus) dimasukkan kedalam liang vagina sedalam-dalamnya. Untuk Tablet vagina
dapat dimasukkan langsung dalam rongga vagina. Berefek lokal sebagai
antiseptik, antiinfeksi.
e. Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang
mengandung obat, cara penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu
rongga tubuh.Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal
dan bertujuan untuk efek lokal atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina disebut
ovula, untuk efek lokal.
A. Berdasarkan
penandaan
1. Obat
bebas
Obat yang dapat dibeli
tanpa resep dokter. Pada kemasan diberi tanda lingkaran hijau dengan garis tepi
bewarna hitam. Contoh : parasetamol, vitamin C, bedak salisill.
2. Obat
bebas terbatas
Obat keras yang masih
dapat dibeli bebas tanpa resep dokter, namun penggunaannya harus memperhatikan
informasi obat pada kemasan. Pada kemasan diberi tanda lingkaran biru dengan
garis tepi berwarna hitam dan kotak berwarna hitam berisi peringatan berwarna
puti, P No.1 s.d P No.6.
Contoh : dimenhidrinat,
pirantel pamoat, tetrahidrozolin.
3. Obat
keras
Obat yang hanya dapat
dibeli dengan resep dokter. Pada kemasan diberi tanda lingkaran merah dengan
garis tepi berwarna hitam dan huruf k ditengah yang menyentuh garis tepi.
Contoh : amoksilin, kaptopril, piroksikam, glibenklamid.
4. Obat psikotropika
Obat keras yang
berkhasiat mempengaruhi susunan syaraf pusat, dapat menyebabkan perubahan
mental dan perilaku, dan hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Pada kemasan
diberitanda lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf k
ditengah yang menyentuh garis tepi. Contoh : diazepam, fenobarbital,
klorrpromazin.
5. Obat
narkotika
Obat yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan menimbulkan ketergantungan
yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter.
Pada kemasan diberi
tanda palang berwarna merah didalam lingkaran tepi merah. Contoh : kdein,
petidin, morfin.
B. Berdasarkan
efek farmakologi
1. Analgesik
: meringankan atau menghilangkan rasa nyeri/sakit, tanpa kehilangan kesadaran.
2. Anestetik
: menghilangkan kemampuan untuk
merasakan sakit atau sensasi lain.
3. Antasida
: menetralkan asam lambung.
4. Antelmintik
: membunuh atau mengeluarkan acing disaluran pencernaan.
5. Antiplatelet
: menghancurkan atau menghambat proses penggumpalan darah.
6. Antiangina
: mencegah dan mengurangi nyeri dada/sesak, umum nya terkait penyakit jantung.
7. Antiansietas
: mengurangi rasa cemas.
8. Antiaritmia
: mencegah dan mengurangi ganguan irama jantung.
9. Antiasma
: mencegah dan mengobati gejala asma.
10. Antibiotik
: membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
11. Antidepresi
: mencegah atau menghilangkan depresi
12. Antidiabetes
: mengurangi kadar gula darah.
13. Antidiare
: mengurangi dan menghentikan diare.
14. Antidotum
: menetralkan atau m elawan efek racun.
15. Antiemetik
: mencegah dan mengurangi mual dan muntah.
16. Antipilepsi
: mencegah atau menghentikan gejala epilepsi/kejang.
17. Antifungi
: membunuh dan menghambat pertumbuhan jamur.
18. Anti
glaukoma : mencegah atau meringankan glaukoma
19. Antihiperlipidemia
: mengurangi kadar lemak dalam darah
20. Antihipertensi
: menurunkan tekanan darah tinggi
21. Antialergi
: mengatasi gejala alergi
22. Antiinflamasi
: mengurangi radang
23. Antikoagulan
: mencegah pembekuan darah
24. Antimalaria
: membunuh dan menghambat perkembangan parasit malaria
25. Antimigren
: meringankan sakit kepala sebelah
26. Antipedikulosis
: membunuh kutu rambut
27. Antiperspiran
: mencegah dan mengurangi pengeluaran keringat
28. Antipirai
: mencegah pembentukan atau mengurangi kadar asam urat.
29. Antipiretik
: menurunkan demam/panas tubuh
30. Antipruritik
: meringankan rasa gatal
31. Antipsikosis
: mengobati gangguan mental yang menyebabkan ketidakmampuan dalam menilai
kenyataan dengan fantasi
32. Antiseptik
: menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme pada jaringan hidup.
33. Antispasmodik
: meringankan kekejangan otot halus
34. Antitusif
: mencegah atau meredakan batuk
35. Antivirus
: membunuh atau menghambat pertumbuhan virus
36. Dekongestan
: mengurangi penyumbatan atau kelebihan cairan pada saluran nafas (hidung)
37. Diuretik
: meningkatkan pengeluaran urine, umumnya pada penyakit hipertensi dan jantung.
38. Ekspektoran : memudahkan pengeluaran dahak atau cairan
kental dari saluran pernafasan.
39. Keratolitik
: melunakkan atau mengelupas lapisan kulit
40. Kontrasepsi
: mencegah kehamilan
41. Laksatif
: mengeluarkan feses dari saluran pencernaan
42. Midriatik
: melebarkan pupil mata
43. Miotik
: mengecilkan pupil mata
44. Mukolitik
: mengencerkan dahak
45. Oksitosik
: merangsang kontraksi untuk mempercepat persalinan
46. Sitostatika
: menghambat pertumbuhan dan pembelahan sel kanker
47. Trombolitik
: melarutkan atau memecah darah beku yang menyumbat pembuluh darah.
Itulah tadi tentang penggolongan obat yang ternyata banyak sekali penggolongan nya. Kita sebagai masyarakat yang cerdas harus bijaksana dalam membeli dan memakai obat jangan sampai obat yang kita pakai malah menjadi racun bagi tubuh kita karna kurangnya pemahaman tentang obat. Sampai disini dulu informasi tentang penggolongan obat yang bisa saya sampaikan. Terima kasih.
Wassalamualaikum...
Waaw makasih mbak sudah memberi ajaran seperti ini.srmoga makin sukses yaa blognya.😉
BalasHapusiya. terima kasih atas dukungannya. semoga bermanfaat
HapusInformasi yang sangat bermanfaat. Sukses ya blognya😊
BalasHapusTerimakasih mba atas kunjungannya. Semoga bermanfaat
HapusMakasih ka atas pembagian ilmunya, sangat bermanfaat sekali. Semoga semakin banyak lagi dlm bembagian ilmu nya, sukses trus blog nya ka?😊😊
BalasHapusMakasih ka atas pembagian ilmunya, sangat bermanfaat sekali. Semoga semakin banyak lagi dlm bembagian ilmu nya, sukses trus blog nya ka?😊😊
BalasHapus